Rasulullah SAW diutus oleh Allah ke dunia ini dengan membawa agama Islam. Beliaulah disebut sebagai pembawa rahmat kepada seluruh alam. Agama Islam yang diberikan Allah kepada Rasulullah SAW adalah untuk memimpin umat manusia ini. Allah berfirman di dalam Al Quran:
“Dan tidaklah Aku mengutus Engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat kepada semesta alam.” (QS Al Anbiyaa’ 107)
Ayat ini menyatakan bahwa rahmat yang dibawa oleh Rasulullah itu adalah umum kepada semua manusia tetapi secara hakekatnya rahmat itu dikhususkan kepada orang-orang beriman semata. Selain orang-orang yang beriman, mereka tidak mendapatkan rahmat bahkan mereka cenderung merasa tidak senang hati dengan ajaran Islam dan kedatangan Al Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW. Kedatangan Rasulullah yang pada beliau disampaikan agama Islam dan dengan agama ini Rasulullah menyampaikannya kepada umat serta memimpin umat hingga umat ini menerima Allah dan menerima Rasul-Nya, inilah letak rahasia keagungan Islam dan kebesaran Islam.
Jadi, apakah yang dikatakan dengan keagungan Islam atau kebesaran Islam itu? Sebelum kita membicarakan mengenai hal ini, mari kita coba memaparkan beberapa pendapat yang telah sering kita dengar dan biasa disampaikan kepada umat Islam tentang apa yang dimaksudkan dengan keagungan Islam itu.
Salah satu dari pada pendapat-pendapat tersebut mengatakan bahwa setelah umat ini menerima agama Islam, mereka telah terdorong untuk menuntut ilmu pengetahuan dan terdorong untuk berpikir sehingga lahirlah ahli-ahli filsafat,para pemikir dan ilmuwan di kalangan masyarakat Islam seperti Imam Ghazali Rahimahumullahu Taala, Ibnu Rusyd, Al Farabi, Ibnu Sina, dan beribu-ribu lagi tokoh Islam yang lain. Mereka menjadi filsuf dan pakar ilmu di bidang masing-masing disebabkan agama Islam mendorong mereka mencari dan menyelidiki ilmu pengetahuan. Karena itulah maka ada sebagian umat Islam yang menilai hal ini sebagai sebab-sebab keagungan Islam. Mereka mengatakan bahwa kebesaran Islam itu adalah karena Islam telah melahirkan imuwan-ilmuwan yang terkenal karena agama Islam itu mendorong umatnya menuntut ilmu dan melakukan penelitian.
Tapi mari kita renungkan pendapat ini. Kalau hanya untuk mendorong manusia untuk mencari ilmu pengetahuan serta mengenbangkan ilmu di berbagai bidang sehingga menjadi ilmuwan dan ahli filsafat yang terkenal, kita rasa tidak perlu didatangkan Rasulullah SAW yang membawa ajaran Islam juga tidak perlu didatangkannya Al Qur’an dan Sunnah pun manusia juga bisa menjadi pandai dan sanggup mengkaji ilmu pengetahuan di berbagai bidang sehingga manusia banyak yang menjadi ahli filsafat dan ilmuwan. Ini telah dibuktikan oleh sejarah manusia. Umpamanya di kalangan bangsa Yunani telah muncul banyak filsuf dan pemikir-pemikir besar dan kecil seperti Aristoteles, Plato, Socrates dan lain-lain. Mereka menguasai ilmu pengetahuan di bidang masing-masing sehingga mereka disanjung oleh manusia di masa itu bahkan masih tetap disanjung hingga saat ini. Dan sebagaimana yang kita ketahui, mereka ini telah lahir ribuan tahun sebelum kedatangan Rasulullah SAW, Al Qur’an dan Islam. Artinya mereka telah menjadi pemikir dan ahli filsafat tanpa perlu didatangkan Rasulullah, Al Qur’an dan Islam.
Jadi dapat kita pahami bahwa kalau sekiranya Allah tidak mendatangkan Rasulullah dan Al Qur’an pun manusia juga bisa menjadi ahli fikir yang terkenal. Hal ini karena keinginan untuk mencari ilmu pengetahuan, ingin meneliti dan ingin pandai itu adalah fitrah asal yang ada dalam diri manusia, tanpa perlu didorong oleh Islam dan Al Qur’an. Oleh karena itulah maka tidak dapat kita katakan bahwa keagungan dan kebesaran Islam adalah karena Islam mendorong manusia menjadi cendikiawan atau menjadi para pemikir.
Kemudian ada pula sebagian orang yang berpendapat bahwa keagungan Islam itu adalah karena Islam mendorong penganutnya menjadi ahli seni bangunan dan arsitektur sehingga dapat membangun bangunan yang indah seperti masjid Kurtubah yang besar dan indah yang hingga saat ini masih bisa disaksikan. Kemudian dibangunnya Jannatul Aris yang merupakan suatu taman yang indah yang dibangun oleh umat Islam di zaman kerajaan Islam di Spanyol (Andalusia). Taman ini begitu indah dan cantik sekali hasil dari seni bangunan umat Islam. Di Spanyol juga terdapat istana Al-Hambra, sebuah bangunan yang terkenal yang juga didirikan oleh masyarakat Islam di waktu itu. Terdapat juga satu bangunan di India yang sangat termasyhur yang dinamai Taj Mahal. Bangunan ini dibangun oleh umat Islam ketika itu dengan jumlah pekerja sebanyak puluhan ribu. Maj Mahal berdiri dengan indah dan gagah hingga ke hari ini.
Mari kita renungkan pendapat tersebut. Kalau hanya untuk mendorong manusia membangun dan mendirikana istana-istana atau bangunan-bangunan yang indah seperti Al-Hambra, Taj Mahal dan sebagainya, kita rasa tanpa didatangkan Rasulullah, tanpa adanya Al Qur’an dan Islam, manusia juga dapat menghasilkan bangunan-bangunan yang indah seperti itu. Sejarah telah memaparkan kepada kita bagaimana imperium Romawi dan Persia yang merupakan dua kekuatan dunia di zaman sebelum Rasulullah SAW dapat melahirkan manusia-manusia yang bisa membangun bangunan-bangunan yang indah dan gagah yang juga masih dapat kita jumpai saat ini.
Juga di dalam Al Qur’an telah digambarkan bagaimana kaum Aad, kaum Tsamud, kerajaan Saba’ di negeri Yaman, ribuan tahun sebelum kedatangan Rasulullah SAW pernah membangun berbagai kemajuan, pernah mendirikan gedung-gedung besar, pernah membangun sistem pengairan yang besar sehingga dapat menyuburkan tanaman-tanaman mereka. Kaum ini juga tidak pernah didorong oleh Al Qur’an dan ajaran Islam. Artinya, tanpa Rasulullah, tanpa Al Qur’an dan tanpa Islam pun mereka juga bisa membangun.
Kemudian pendapat yang lain lagi menyatakan bahwa keagungan dan kebesaran Islam itu karena Islam mendorong penganutnya untuk dapat menguasai bumi ini. Bahkan sampai tiga per empat muka bumi ini pernah dikuasai oleh umat Islam. Memang benar, para sahabat dan umat Islam di zaman salafussoleh telah dapat menguasai tiga perempat dunia ini. Akan tetapi kalau inilah yang menyebabkan Islam itu agung dan besar, maka kita rasa pandangan itu tidak tepat. Justru pandangan ini bisa memperkecilkan Islam karena bangsa-bangsa sebelum Rasulullah seperti bangsa Romawi dan Parsi juga dapat menguasai wilayah jajahan yang begitu luas di tanah Arab. Bangsa Cina juga menguasai daerah jajahan yang luas. Bangsa Yunani juga pernah mempunyai tanah jajahan yang sangat luas sebelum kedatangan Rasulullah dan Islam. Bahkan bangsa-bangsa Eropa di suatu masa dahulu telah dapat menaklukkan banyak negara di dunia ini, termasuk negara kita ini. Mereka tidak didorong oleh Rasulullah dan Al Qur’an. Artinya mereka dapat menaklukkan satu kawasan yang luas tanpa dorongan Rasulullah, tanpa dorongan Al Qur’an dan tanpa dorongan Islam.
Sebenarnya keinginan untuk berkuasa, keinginan untuk membangun dan berkemajuan, juga keinginan untuk mencari ilmu pengetahuan adalah fitrah manusia. Seperti juga manusia ingin makan, ingin berumah tangga dan sebagainya, semua itu adalah fitrah manusia. Semua yang menjadi fitrah manusia, tanpa perlu didorong-dorong, tanpa perlu diajar, semua bangsa dan kaum dapat bertindak secara otomatis dan mengikuti apa saja yang dikehendaki oleh fitrahnya. Oleh karena itu, tanpa Rasulullah, tanpa Al Qur’an dan tanpa Islam, manusia dapat langsung bertindak untuk mencari ilmu pengetahuan, untuk membangun dan berkemajuan dan untuk memiliki wilayah kekuasaan. Dengan demikian maka bukan pada hal-hal tersebut letak keagungan dan kebesaran Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar