Menyusul keputusan Dewan Eropa baru-baru ini tentang
larangan pengajaran fakta Penciptaan di sekolah-sekolah, pokok
persoalan kedua yang bergulir dalam rencana adalah putusan Pengadilan
Eropa untuk Hak Asasi Manusia (ECHR) pada tanggal 9 Oktober bahwa
pelajaran agama di sekolah-sekolah Turki adalah pelanggaran terhadap
hak pendidikan. Dengan putusan ini, beragam pengubahan perlu dilakukan
terhadap cara pengajaran agama di sekolah-sekolah Turki dan, menurut
ECHR, bahkan pelajaran agama dengan cara bagaimanapun perlu dicegah.
Pada kenyataannya,
pengubahan yang dimaksudkan di sini tidak memiliki tujuan selain
menghapuskan sama sekali pendidikan agama, untuk memalingkan generasi
muda dari keimanan kepada Allah (Tuhan) dan menanamkan pola pikir
materialis dalam diri mereka. Keputusan melarang pengajaran Paham
Penciptaan di sekolah-sekolah berdasarkan keputusan Dewan Eropa yang
diambil di awal Oktober memiliki tujuan yang sama. Kenyataan bahwa
laporan yang dimaksud tersebut menetapkan bahwa hanya teori evolusi
yang seharusnya diizinkan di kurikulum dengan jelas menyingkap
kekhawatiran bahwa para siswa yang belajar tentang fakta Penciptaan
tidak akan tumbuh menjadi materialis. Inilah mengapa Paham Penciptaan
telah digambarkan sebagai ancaman bagi Eropa dan keputusan di atas
telah diambil. Keadaan yang sama berlaku pada pelajaran agama yang saat
ini diberikan di Turki. Khawatir terhadap para siswa yang belajar
tentang Islam dan meninggalkan pemikiran materialisme, Eropa saat ini
telah menganjurkan dihentikannya pelajaran agama di sekolah-sekolah
dengan beragam alasan. Upaya Eropa adalah jelas: menyatakan perang
terhadap iman kepada Allah dan Islam.
Tidak ada keraguan
bahwa alasan bagi semua ini adalah pembongkaran rahasia ke seluruh
dunia bahwa Darwinisme, dan materialisme pendukungnya, keduanya adalah
penipuan. Kalangan Darwinis dan materialis telah dilanda ketakutan di
hadapan karya Harun Yahya Atlas Penciptaan, yang menunjukkan bahwa
makhluk-makhluk hidup masa kini sama persis dengan nenek moyang mereka
yang hidup di masa lalu. Mereka sadar bahwa mereka takkan mampu lagi
menyebarluaskan penipuan itu sebagaimana telah mereka lakukan selama
150 tahun terakhir. Dunia kini telah menyaksikan bahwa teori evolusi
Darwin adalah kebohongan yang sangat buruk. Filsafat materialis, yang
mendorong ketiadaan agama, kini sedang berada keadaan sekarat dan di
abad ke-21 umat manusia akan terbebaskan dari penipuan semacam itu,
insya Allah, dan kembali pada tujuan hakiki penciptaannya. Takut dan
terkejut oleh kenyataan ini, kalangan Darwinis-materialis kini tengah
berupaya mengambil tindak pencegahan melawan perkembangan luar biasa
ini. Tapi apa yang tamat, adalah tamat dan seluruh dunia kini tahu
tentang penipuan Darwinis. Siswa sekolah kini sedang melancarkan
serangan mereka sendiri melawan Darwinisme dan menolak mempelajari
penipuan ini.
Apa yang diinginkan
kalangan Darwinis-materialis adalah membangun masyarakat tanpa agama,
tanpa sedikit pun keimanan kepada Allah. Namun kenyataannya, masyarakat
tanpa agama akan semakin mendorong kemerosotan akhlak, meningkatkan
peperangan, pembantaian dan pemberontakan yang mengiringi ketiadaan
agama, dan menimpakan bencana bagi seluruh umat manusia. Apa yang perlu
dilakukan adalah mendorong orang, khususnya kaum muda, untuk mengikuti
nilai-nilai ajaran agama daripada memalingkan mereka dari agama dan
menganjurkan filsafat materialis.
Alasan ketakutan yang
dialami kalangan Darwinis Eropa sangatlah jelas: Mereka telah menyadari
bahwa Penciptaan adalah kenyataan satu-satunya, yang kini telah
diketahui seluruh dunia. Mereka membayangkan bahwa mereka mampu
menghentikan perkembangan ini dengan melarang pelajaran agama dan
menghilangkan Paham Penciptaan dari kurikulum. Mereka yakin mereka akan
menang dalam peperangan yang mereka lancarkan melawan iman kepada
Allah. (Sudah pasti Allah tak terkalahkan.) Mereka ingin yakin bahwa
Darwinisme akan dianut dan diterima, meskipun mereka sangat tahu bahwa
ini tidak akan pernah terjadi. Agama keliru atau kebohongan yang dibuat
melawan iman kepada Allah tidak memiliki jalan bertahan hidup. Allah
Yang Mahakuasa mengungkapkan hal senada dalam ayat-ayat-Nya:
Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya). (QS. Al Anbiyaa’, 21:18)Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang batil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. (QS. Ar Ra’d, 13:17)
Dengan keruntuhan
pasti Darwinisme, pengaruh Darwinis banyak melemah dibandingkan
sebelumnya. Berkembangnya nilai-nilai ajaran Islam adalah janji Allah
dan akan, dengan izin-Nya, menjadi kenyataan. Isyarat-isyarat ini dapat
disaksikan di seluruh dunia. Agama hak-Nya, dengan kehendak-Nya, telah
menang. Kaum Darwinis tidak lagi mampu menyesatkan manusia. Permusuhan
Eropa terhadap Islam tidak akan mengubah apa pun. Dengan izin Allah,
sebagaimana halnya dengan setiap pemikiran menyimpang yang pernah
melawan nilai-nilai ajaran Islam, serangan balik yang terkini ini,
juga, hanya akan semakin menguatkan agama Islam.
oleh : harun yahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar